Al-Qur'an

Listen to Quran

Minggu, 02 Januari 2011

Sabar Itu (Nggak) Ada Batasnya

Seorang anak dan ibu tengah berjalan. Matahari garang memanggang. Siang terik. Istirahatlah mereka di bawah pohon yang teduh.

Tak jauh dari mereka, ada beberapa anak tengah melempari pohon mangga yang tengah ranum. Mangga itu milik umum, tiada yang tahu siapa penanamnya. Tumbuhnya pun di tanah wakaf.

Melihat itu, rasa yang akrab dengan si anak, yakni rasa ingin tahu, menggelegak seketika dalam diri. Ia pun bertanya kepada ibunya.

"Ibu, kenapa orang itu melempari mangga dengan batu?" tanya si anak polos.

Si ibu menoleh ke arah yang ditunjuk si anak, lalu tersenyum.

"Itu karena mereka ingin memakan buah mangga," jawab si ibu.

"Lalu kenapa tidak dipanjat saja? Kenapa mesti dilempari?" tanya si anak lagi.

Si ibu kembali tersenyum sambil mengelus kepala anaknya.

"Nak, jangan kau lihat apa yang dilakukan orang-orang itu terhadap pohon mangga. Tapi lihatlah apa yang dilakukan pohon mangga kepada orang-orang itu setelah dilempari dengan batu," kata si ibu.

Si anak lalu memperhatikan kejadian selanjutnya. Berujarlah ia kepada ibunya.

"Pohon mangga itu menjatuhkan buahnya, Bu.:

"Yah ... begitulah, Nak. Belajarlah dari pohon mangga itu. Dilempari batu, tapi ia membalas dengan buahnya."

(Dari majalah gizone edisi 14/2, dikutip dari buku Beginilah Seharusnya Cinta karangan Fatih Beeman)

Mungkin cerita di atas tergolong ringan. Tapi, ada hikmah besar yang dapat kita petik dari sana. Apa itu? Itu adalah sabar.

Sebenernya, apa sih arti sabar?

Sabar adalah menahan jiwa dari mendongkol, menahan lisan dari berkeluh kesah dan marah serta menahan anggota badan dari melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan.

Sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho Allah.

Mungkin ada arti yang lain lagi. Tapi intinya sama, yaitu menahan emosi. Kadangkala, saat hal-hal yang tidak kita sukai terjadi, emosi kita akan bergejolak. Rasanya kita ingin melampiaskannya dengan berteriak, menendang, memukul, atau merusak sesuatu. Tapi, tahukah kita bahwa sebenarnya sabar itu adalah lebih baik daripada menuruti hawa nafsu (amarah)?

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Al Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Anas Al Juba’i , bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang mampu menahan marahnya padahal dia mampu menyalurkannya, maka Allah menyeru pada hari kiamat dari atas khalayak makhluk sampai disuruh memilih bidadari mana yang mereka mau.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan)

Sewaktu kecil kita juga sering mendengar atau membaca tulisan yang berbunyi Sabar Itu Sebagian dari Iman. Tetapi anehnya, kita masih saja belum bisa bersabar. Masih saja kita mengedepankan amarah kita dibanding rasa sabar, dengan alasan yang dibuat-buat. "Sabar itu kan ada batasnya..."

Tahukah kita? Sabar tidak ada batasnya. Dalam artian bahwa sebenarnya sabar itu sangatlah "panjang". Sabar akan bisa terhenti jika kita bertemu dengan kematian. Manusialah yang membuat sabar-sabar tersebut mempunyai batas. Padahal Allah telah mengingatkan kita betapa beruntungnya orang yang bersabar.

Firman Allah SWT:

وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿٤٦

“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang - orang yang sabar.” (QS.Al Anfaal:46)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعونَ ﴿١٥٦﴾

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah - buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang - orang yang sabar, (yaitu) orang - orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun” (QS Al-Baqarah: 155 - 156)


وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿٥٨الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٥٩

“Dan orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal - amal yang sholeh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat yang tinggi dalam syurga, yang mengalir sungai - sungai di bawahnya, itulah sebaik - baik pembalasan bagi orang - orang yaang beramal, (yaitu) yang sabar dan bertawakkal kepada Rabbnya.”(QS Al Ankabut: 58 - 59)

Jadi, masihkah kita ingin dikalahkan oleh amarah dan meremehkan sabar?
Semoga Allah membimbing kita semua. Amin

(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar